Ciri-Ciri dan Perbedaan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Tumbuhan monokotil dan dikotil pada dasarnya tumbuhan ini mempunyai bagian-bagian anggota batang yang mempunyai fungsi dan tugas masing-masing. Bagian-bagian itu kita urut dari bawah antara lain : akar, batang, daun, bunga dan buah atau biji. Berdasarkan rinciannya tumbuhan itu ada yang monokotil dan yang dikotil. Rincian perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil berdasarkan anatomi lengkap, Tumbuhan angiospermae dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan jumlah keping biji, dikotil dan monokotil. Perbedaaan didasarkan pada jumlah keping biji antara keduanya. Perbedaan monokotil dan dikotil juga dapat dilihat pada struktur organ-organ tumbuhan tersebut. Berikut ulasannya:
A. PENGERTIAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL
Baik monokotil dan dikotil merupakan kelompok tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) yaitu tumbuhan yang mengalami pembuahan ganda serta memiliki daging buah. Lalu angiospermae dikelompokkan menjadi dua kelas yang didasarkan pada jumlah keping biji atau daun lembaga pada bakal embrionya:
1. Monokotil
Kata monokotil berasal dari bahasa latin, mono berarti tunggal atau satu, sedangkan kotiledon merupakan daun lembaga pada biji. Dinamakan monokotil dikarenakan hanya memiliki daun lembaga tunggal pada biji yang terbentuk dari pembuahan. Dengan demikian, embrio yang terletak di dalam biji hanya memiliki daun lembaga yang tunggal yang tidak terbelah ketika biji mulai berkecambah. Daun lembaga ini mengandung cadangan makanan yang berfungsi untuk mencukupi kebutuhan embrio semasa perkecambahan. Contoh tanaman yang termasuk monokotil ialah bangsa graminales (rumput), termasuk padi, jagung, kelapa, dan lainnya.
Kata monokotil berasal dari bahasa latin, mono berarti tunggal atau satu, sedangkan kotiledon merupakan daun lembaga pada biji. Dinamakan monokotil dikarenakan hanya memiliki daun lembaga tunggal pada biji yang terbentuk dari pembuahan. Dengan demikian, embrio yang terletak di dalam biji hanya memiliki daun lembaga yang tunggal yang tidak terbelah ketika biji mulai berkecambah. Daun lembaga ini mengandung cadangan makanan yang berfungsi untuk mencukupi kebutuhan embrio semasa perkecambahan. Contoh tanaman yang termasuk monokotil ialah bangsa graminales (rumput), termasuk padi, jagung, kelapa, dan lainnya.
2. Dikotil
Arti kata dikotil ialah berkeping dua (di = dua; kotiledon = keping biji atau daun lembaga). Pada kelompok ini biji memiliki dua daun lembaga yang menyatu saat berupa biji. Namun, ketika biji ini berkecambah maka daun biji akan terbelah menjadi dua. Biji berkeping dua dapat dikenali dengan melihat struktur biji yang memiliki arah belahan, seperti yang ditemukan pada biji kacang, mangga, dan lainnya. Seperti pada kelompok monokotil, lempeng daun lembaga ini mengandung cadangan makanan yang berfungsi sebagai penyedia makanan ketika perkecambahan.
Arti kata dikotil ialah berkeping dua (di = dua; kotiledon = keping biji atau daun lembaga). Pada kelompok ini biji memiliki dua daun lembaga yang menyatu saat berupa biji. Namun, ketika biji ini berkecambah maka daun biji akan terbelah menjadi dua. Biji berkeping dua dapat dikenali dengan melihat struktur biji yang memiliki arah belahan, seperti yang ditemukan pada biji kacang, mangga, dan lainnya. Seperti pada kelompok monokotil, lempeng daun lembaga ini mengandung cadangan makanan yang berfungsi sebagai penyedia makanan ketika perkecambahan.
B. PERBEDAAN ANTARA MONOKOTIL DAN DIKOTIL
Pada dasarnya pengelompokkan dikotil dan monokotil didasarkan pada perbedaan jumlah keping biji. Namun, terdapat beberapa perbedaan ciri lainnya yang dimiliki oleh kedua kelompok tumbuhan tersebut yang memudahkan dalam pengamatan dalam identifikasi tumbuhan. Perbedaan ini dijadikan indikator dalam mengelompokkan tumbuhan ke dalam ke dua kelompok tersebut. Adapun indikator perbedaan yang dapat kita temui guna mengelompokkan kedua jenis tanaman tersebut ialah:
1. Jumlah Keping Biji
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa perbedaan yag mendasari ialah jumlah keping biji yang dimiliki oleh kedua kelompok tanaman ini. Monokotil memiliki daun lembaga (keping biji) tunggal, sementara dikotil memiliki daun lembaga ganda. Perbedaan jumlah keping biji ini akan mempengaruhi perkembangan tumbuhan tersebut seperti struktur akar, batang, daun, dan bunga.
2. Jumlah Mahkota Bunga
Monokotil dan dikotil adalah kelompok tumbuhan beriji tertutup yang juga merupakan tumbuhan berbunga (anthophyta). Bunga merupakan organ reproduksi pada kelompok tumbuhan ini. Bungan dilengkapi bagian alat kelamin dan juga perhiasan. Mahkota bunga merupakan bagian perhiasan yang berwarna – warni khas pada bunga tertentu. Tidak semua tumbuhan memiliki bunga bermahkota, namun jumlah mahkota yang dimiliki oleh bunga pada suatu tumbuhan dapat dijadikan indikasi pengelompokkan monokotil dan dikotil. Tumbuhan monokotil memiliki jumlah makhota bunga kelipatan tiga (3, 6, 9, 12, dst). Sementara tumbuhan dikotil memilki mahkota bunga berjumlah kelipatan empat atau lima.
3. Bentuk Daun
Bentuk daun yang dimiliki oleh tumbuhan dipengaruhi oleh susunan tulang daun yang menyusunnya. Terdapat perbedaan bentuk daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil. Tumbuhan monokotil memiliki bentuk seperti pita dikarenakan susunan tulang daunnya sejajar. Sementara tumbuhan monokotil memiliki bentuk melengkung yang disusun oleh tulang daun yang menyirip atau memiliki daun berbentuk menjari seperti pada tanaman singkong.
4. Bentuk Batang
Perbedaan monokotil dan dikotil juga dapat diamati melalui bentuk batang. Tumbuhan monokotil tidak memiliki jaringan kambium vaskuler. Dengan demikian, tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan sekunder namun tumbuhan monokotil memiliki meristem interkalar yang membentuk ruas – ruas batang. Sehingga, bentuk batang tumbuhan monokotil ialah relatif berdiameter kecil, tidak berkayu, tidak bercabang, dan beruas – ruas.
Sementara, tumbuhan dikotil yang memiliki jaringan kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder senantiasa terjadi. Sehingga batang tumbuhan dikotil relatif berdiameter besar, berkayu, dan bercabang.
5. Susunan Berkas Pengangkut
Pada poin empat diterangkan bahwa tumbuhan monokotil tidak memiliki jaringan kambium sementara tumbuhan dikotil memilikinya. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan tipe berkas pengangkut pada kedua tumbuhan tersebut. Jaringan kambium terletak diantara jaringan pengangkut (xylem dan floem). Susunan berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil teratur dalam lingkaran ketika diamati di bawah mikroskop. Susunan demikian disebut kolateral terbuka (tersusun rapi dalam lingkaran kambium). Sementara pada tumbuhan monokotil, letak berkas pengangkut menyebar hampir di seluruh wilayah batang. Jaringan pengangkut pada monokotil tidak dipisahkan oleh kambium. Struktur demikian pada monokotil disebut kolateral tertutup.
6. Jenis Akar
Akar berfungsi sebagai penopang tumbuhan yang menyokong tegaknya tumbuhan menempel pada substrat seperti tanah. Jenis akar yang dimiliki tumbuhan monokotil ialah akar serabut yaitu akar yang telah kehilangan akar primernya. Akar serabut terdiri atas banyak serabut akar yang memiliki diameter dan panjang yang sama. Sementara tumbuhan dikotil mempertahankan akar primer sehingga disebut akar tunggang. Akar – akar lateral akan bermunjulan di bagian akar dekat dengan permukaan tanah yang berfungsi untuk memperkokoh tegaknya tumbuhan.
Secara umum perbedaan dikotil dan monokotil dapat dilihat pada tabel berikut:
CONTOH
JAGUNG (salah satu contoh tanaman monokotil)
Sistimatika tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
MANFAAT TANAMAN
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutanke 3 setelah gandum dan padi. Di Daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain:
a) Batang dan daun muda: pakan ternak
b) Batang dan daun tua (setelah panen): pupuk hijau atau kompos
c) Batang dan daun kering: kayu bakar
d) Batang jagung: lanjaran (turus)
e) Batang jagung: pulp (bahan kertas)
f) Buah jagung muda (putren, Jw): sayuran, bergedel, bakwan, sambel goring
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
MANFAAT TANAMAN
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutanke 3 setelah gandum dan padi. Di Daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain:
a) Batang dan daun muda: pakan ternak
b) Batang dan daun tua (setelah panen): pupuk hijau atau kompos
c) Batang dan daun kering: kayu bakar
d) Batang jagung: lanjaran (turus)
e) Batang jagung: pulp (bahan kertas)
f) Buah jagung muda (putren, Jw): sayuran, bergedel, bakwan, sambel goring
MANGGA (salah satu contoh tanamana dikotil)
Sistimatika tanaman
Akar
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang pohon mangga sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m., pemanjangan akar tunggang akan berhenti bila mencapai permukaan air tanah. akar cabang makin kebawah makin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Batang
Batang merupakan bagian tengah dari suatu tumbuh-tumbuhan yang tumbuh lurus keatas. Bagian ini mengandung zat-zat kayu, sehingga tanaman mangga tumbuh tegak, keras, dan kuat. Bentuk batang mangga tegak, bercabang agak kuat, daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang. Kulitnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna kulit yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.
Berikut ini beberapa perbedaan pohon mangga yang berasal dari biji dengan pohon mangga yang berasal dari sambungan atau tempel.
Berasal dari biji
Berasal dari sambungan atau temple
Batang pada umunya tegak, kuat dan tinggi
batang lebih pendek dan cabangnya membentang
Umur bisa mencapai lebih dari 100 th
Umur hanya mencapai 80 th, bahkan kurang
Mulai berbuah sesudah berumur lebih kurang tujuh th
Sudah mulai berbunga setelah berumur 1 th
Daun
Daun terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai daun dan badan daun. Badan daun bertulang dan berurat-urat, antara tulang dan urat tertutup daging daun. Daging daun terdiri dari kumpulan sel-sel yang tak terhingga banyaknya. Daun letaknya bergantian, tidak berdaun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran.
Macam-macam bentuk daun:
Lonjong dan ujungnya seperti mata tombok.
Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombok.
Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Tepi daun biasanya halus, tetapi kadang-kadang, sedikit bergelombang/ melipat atau menggulung. Panjang helaian daun 8-40 cm dan lebarnya 2-12,5 cm, tergantung varietas dan kesuburannya. jumlah tulang daun yang kedua (cabang) 18-30 pasang. Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan yang dikemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas berubah menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah bewarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 th atau lebih.
Bunga
Bunga mangga adalah bunga majemuk. Dalam keadaan normal bunga majemuk tumbuh dari tunas ujung, sedang tunas yang asalnya bukan dari tunas ujung tidak menghasilkan bunga, tetapi ranting daun biasa. rangkaian bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang tidak berbulu. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000.
Setiap rangkaian bunga ada bunga jantan dan bunga hermaprodit (bunga byang berkelamin dua yakni jantan dan betina). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak dari bunga hermaprodit. dan jumlah bunga hermaprodit inilah yang menentukan terbentuknya buah, dan yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-10%. Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang dan baunya harum. Prosentase bunga hermaprodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya\, yaitu dari 1,25%-77,9%.
Kelopak bunga dan mahkota
Kelopak bunga biasanya ada 5, demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8, warnanya kuning pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang warnanya sedikit tua. warna bagian tepi daun mahkota bewarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.
Benang sari
Jumlah benang sari ada 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan benang sari yang steril hanya pendek.
Kepala putik dan tepung sari
Warna kepala putik kemerah-merahan dan akan berubah warnenya menjadi ungu p[ada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron.
Sistimatika tanaman
Akar
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang pohon mangga sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m., pemanjangan akar tunggang akan berhenti bila mencapai permukaan air tanah. akar cabang makin kebawah makin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Batang
Batang merupakan bagian tengah dari suatu tumbuh-tumbuhan yang tumbuh lurus keatas. Bagian ini mengandung zat-zat kayu, sehingga tanaman mangga tumbuh tegak, keras, dan kuat. Bentuk batang mangga tegak, bercabang agak kuat, daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang. Kulitnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna kulit yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.
Berikut ini beberapa perbedaan pohon mangga yang berasal dari biji dengan pohon mangga yang berasal dari sambungan atau tempel.
Berasal dari biji
Berasal dari sambungan atau temple
Batang pada umunya tegak, kuat dan tinggi
batang lebih pendek dan cabangnya membentang
Umur bisa mencapai lebih dari 100 th
Umur hanya mencapai 80 th, bahkan kurang
Mulai berbuah sesudah berumur lebih kurang tujuh th
Sudah mulai berbunga setelah berumur 1 th
Daun
Daun terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai daun dan badan daun. Badan daun bertulang dan berurat-urat, antara tulang dan urat tertutup daging daun. Daging daun terdiri dari kumpulan sel-sel yang tak terhingga banyaknya. Daun letaknya bergantian, tidak berdaun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran.
Macam-macam bentuk daun:
Lonjong dan ujungnya seperti mata tombok.
Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombok.
Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Tepi daun biasanya halus, tetapi kadang-kadang, sedikit bergelombang/ melipat atau menggulung. Panjang helaian daun 8-40 cm dan lebarnya 2-12,5 cm, tergantung varietas dan kesuburannya. jumlah tulang daun yang kedua (cabang) 18-30 pasang. Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan yang dikemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas berubah menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah bewarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 th atau lebih.
Bunga
Bunga mangga adalah bunga majemuk. Dalam keadaan normal bunga majemuk tumbuh dari tunas ujung, sedang tunas yang asalnya bukan dari tunas ujung tidak menghasilkan bunga, tetapi ranting daun biasa. rangkaian bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang tidak berbulu. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000.
Setiap rangkaian bunga ada bunga jantan dan bunga hermaprodit (bunga byang berkelamin dua yakni jantan dan betina). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak dari bunga hermaprodit. dan jumlah bunga hermaprodit inilah yang menentukan terbentuknya buah, dan yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-10%. Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang dan baunya harum. Prosentase bunga hermaprodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya\, yaitu dari 1,25%-77,9%.
Kelopak bunga dan mahkota
Kelopak bunga biasanya ada 5, demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8, warnanya kuning pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang warnanya sedikit tua. warna bagian tepi daun mahkota bewarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.
Benang sari
Jumlah benang sari ada 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan benang sari yang steril hanya pendek.
Kepala putik dan tepung sari
Warna kepala putik kemerah-merahan dan akan berubah warnenya menjadi ungu p[ada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron.
Bakal buah
Bakal buah ini tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.
Buah
Buah mangga termasuk kelompok buah batu yang berdaging. Panjang buah kira-kira 2,5-30 cm.Bentuk buah ada yang bulat, bulat telur atau memanjang dan ada juga yang bentuknya pipih. Warnanya bermacam-macam, ada yang hijau, kuning, merah atau campuran. Pada bagian ujung buah,ada bagian yang runcing yang disebut paruh. Diatas paruh ada bagian yang memebengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan kebagian perut. Bagian belakang disebut punggung. Kulitnya tebal dan ada kelenjer, dagingnya tebal dan ada yang kuning tergantung jenisnya. Daging buah ada yang besar dan ada juga yang tidak besar, ada yang berair dan ada yang tidak berair, ada yang manis dan ada yang kurang manis.
Biji
Biji letaknya didalam kulit niji yang keras, besarnya bervariasi. Biji terdiri dari dua keping, biji ada yang monoembryonal dan ada yang poliembryonal.
Kegunaan
Bakal buah ini tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.
Buah
Buah mangga termasuk kelompok buah batu yang berdaging. Panjang buah kira-kira 2,5-30 cm.Bentuk buah ada yang bulat, bulat telur atau memanjang dan ada juga yang bentuknya pipih. Warnanya bermacam-macam, ada yang hijau, kuning, merah atau campuran. Pada bagian ujung buah,ada bagian yang runcing yang disebut paruh. Diatas paruh ada bagian yang memebengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan kebagian perut. Bagian belakang disebut punggung. Kulitnya tebal dan ada kelenjer, dagingnya tebal dan ada yang kuning tergantung jenisnya. Daging buah ada yang besar dan ada juga yang tidak besar, ada yang berair dan ada yang tidak berair, ada yang manis dan ada yang kurang manis.
Biji
Biji letaknya didalam kulit niji yang keras, besarnya bervariasi. Biji terdiri dari dua keping, biji ada yang monoembryonal dan ada yang poliembryonal.
Kegunaan
Mangga terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk irisan atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di tepi jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengancabai. Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan lain-lain. Di pelbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging.
Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan di masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat dijadikan arang yang baik.
Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan di masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat dijadikan arang yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar